Senja yang Terluka
10:37:00 PMHari ini, dua minggu sudah gue membiarkannya dalam tanda tanya. Membiarkan pikirannya menerka sesukanya. Membiarkan lidahnya mengecap gue sebagai pengkhianat. Bukan dia ‘masa laluku yang tertinggal’, tapi ‘masa depanku yang kini memudar’. Hanya semu, rasa gue hanyalah semu. Mungkin rasa ini sudah terpatri mati untuk dia. Hahahaha...
Gue tertawa getir. Merasakan sesuatu yang kini mulai memudar dalam dada gue. Gue tidak benar-benar mencintainya. Lalu, dua bulan yang lalu apa? Oooh... Itu hanya luapan hati gue yang benar-benar sedang merasakan kesepian. Yang hampir lupa untuk mengatakan ‘aku cinta kamu’. Kesalahan gue yang lain, gue sempat mengatakan ‘gue nyaman’ dengan dia yang sekarang gue baru sadar rasa ini hanya semu, dulu gue mengatakannya dalam keadaan benar-benar merasakan sepi-sunyi.
Sekarang, gue membiarkannya dalam semua tanda tanya, dalam semua terka. Ya, gue membiarkannya hingga mungkin sampai jatuh ke pelukan lain. Gue tak peduli. Yang gue pedulikan sekarang, bagaimana bisa rasa gue bisa pudar begitu saja. Tapi anehnya, gue tidak tahu.
Gue sedang tidak ingin mengusik kehidupannya, apalagi dia mengusik kehidupan gue untuk sekarang. Gue benar-benar ingin sendiri. Asik bertanya kepada fajar yang menyingsing, senja yang menjelang pulang dan semilir angin yang menghempas rasa, kemudian hilang. Hingga dia terbiasa tanpa gue, tanpa kabar gue dan semuanya tentang gue.
Gue bebas...
Gue menjerit dalam sore itu, menjerit semenjeritnya. Namun tiada satu orang pun mendengar. Tiada satu orang pun peduli tentang rasa gue yang kian mati.
3 komentar
Hampir sama kayak kisah gue sekarang..!
ReplyDeleteCiee yang gue banget:)
Deleteahaha, kenapa kamu lgi galau ya..
ReplyDeletedateng ke blog gue donk :D join balik :D
Terima kasih udah berkunjung ke blog gue yang gini-gini aja. Silahkan comment ya, kasih masukan juga ya biar kedepannya blog ini gak kebelakang.