Trip Pulau Sangaing Banten

5:28:00 PM

Trip Pulau Sangiang Banten - Hallo teman-teman, temannya teman-teman, saudara, saudaranya saudara dan para pembaca sekaligus. Gue kali ini pengen bercerita pengalaman trip ke suatu pulau yang terletak di daerah Banten. Nama pulaunya pulau sangiang.

Setelah bulan Mei nggak ada tanggal merahnya akhirnya pada bulan April ini ada hari libur yang lumayan lah kalau buat liburan. Orang-orang menyebutnya dengan long weekend, gatau deh kalau mas Anang.

Rencana ini berawal dari ide seorang temen kuliah dulu yang pengen ngajak buat kumpul bareng lagi, ketawa-ketawa bareng lagi, cengin orang bareng lagi dan saling berbagi bau badan antara satu dan lainnya. Awalnya kami dan berencana buat ngetrip ke Pulau Pahawang. Namun karena suatu alasan yang nggak bisa disebutkan yakni karena gak punya budget cukup untuk pergi ke sana, akhirnya terpilihlah Pulau Sangiang buat destinasi trip kami.

Rabu, 04 April
Jam sembilan malem gue berangkat dari Sukasari menuju Cileunyi, sebelumnya gue udah janjian sama temen buat naik bus dari Cileunyi menuju Ciputat. Kami memutuskan untuk berkumpul dulu di rumah salah satu temen yang di Parung. Bis dari Cileunyi berangkat jam 11.30 malem karena sebelumnya gue  sama temen memutuskan untuk makan dulu. Perjalanan Cileunyi-Ciputat gue habiskan dengan tidur, gue berpikir perjalanan ke pulau bakal menguras tenaga karena kami memutuskan untuk berangkat jam 4 pagi. Akhirnya gue bareng temen sampe Ciputat jam 2 pagi lalu di sana udah ada temen yang siap jemput.

Kamis, 05 April
Sesampainya di Parung temen-temen lainnya udah berkumpul, tinggal menunggu dua orang temen lagi yang berangkat dari Bogor. Oh iya, kami berangkat 14 orang dimana 10 orang cowok dan 4 orang cewek.
Sambil menunggu dua orang temen tadi gue sama temen yang lainnya ngobrol-ngobrol tentang kabar dan perkembangan otak masing-masing sambil nonton pertandingan liga champion. Waktu telah menunjukan jam 4 pagi, tapi temen yang dari Bogor belum juga dateng. Kami memutuskan buat nunggua saja. Sampai akhirnya satu orang yang dari Bogor memberi kabar bahwa satu orang lagi ternyata malah tidur. Gue lemes, dan udah yakin berangkat bakalan ngaret. Dan benar saja kami mulai berangkat dari Parung itu jam 10 pagi. Warbiyasak!!
Perjalanan dimulai jam 10 pagi menggunakan 2 ekor mobil milik temen kami. Tak lupa kami menjemput satu temen lagi yang nunggu di rest area km 13.5 arah merak. Kami memuttuskan lewat jalan tol supaya gak terkena macet. Kami habiskan perjalanan di mobil dengan saling menghina satu sama lain. Kebiasaan yang sudah jadi rutinitas.
Sesampainya di pantai Anyer kami memutuskan untuk mencari penginapan karena kami sepakat untuk menyebrang ke Pulai Sangiangnya besok pagi. Kami tiba di Pantai Anyer jam 7 sore karena sempat terjebak macet. Setelah menemukan penginapan yang cocok kami pun mandi dan bersih-bersih lalu makan dan beristirahat.

Jumat, 06 April
Jam 6 pagi kami sudah siap untuk berangkat ke pelabuhan penyebrangan ke pulau Sangiang. Di sana juga sudah menunggu 6 orang lainnya yang bakal bareng kami di trip ini. Oh iya, kami memutuskan di trip kali ini untuk share cost sama rombongan 6 orang tadi.
Sambil menunggu kapal berangkat kami kenalan dulu satu dan lainnya dan ternyata meraka juga asik-asik. Wah, bakal seru nih, pikir gue. Kapalpun berangk dan waktu tempuh menyebrang antara 1-2 jam.
Perjalanan menuju pulau

Sesampainya di pulau sangiang kami memutuskan untuk snorkling terlebih dahulu di Tanjung bajo dan entah apa namanya spot yang satunya lagi. Airnya jernih dan terumbu karangnya lumayan bagus, namun ada satu hal yang disayangkan yaitu adanya beberapa sampah. Entah dari mana datangnya sampah itu, tapi menurut gue pulau ini cukup jauh dari pemukiman penduduk dan enggak seharusnya pulau yang sepi kayak gini terdapat banyak sampah.

Cewek mah niat!

Itu bukan kapal imigran gelap, ya.

Jam 12 kami selesai snorkling dan berangkat menuju penginapan untuk istirahat dan makan siang. Rencananya nanti jam 4 sore kami akan treking untuk berburu babi eh sunset. Setibanya di penginapan kami bersih-bersih badan yang udah lengket, makan dan istirahat, tak lupa kami bercanda seperti biasa. Di pualu Sangiang penginapannya secara keseluruhan masih berbentuk rumah panggung dan tidak ada listrik jadi ketika malam hari menggunakan genset untuk penerangan. Dan kamar mandinya juga terletak di luar penginapan jadi kalau mauk mandi harus gantian dengan yang lainnya. Ini dikarenakan karena sarana dan prasarana di sana masih belum memadai.
Dan ini gue, bukan porter!


Bersambung dulu, ah. Biar kayak film si Boy Anak Jalanan

You Might Also Like

0 komentar

Terima kasih udah berkunjung ke blog gue yang gini-gini aja. Silahkan comment ya, kasih masukan juga ya biar kedepannya blog ini gak kebelakang.